PONDOK PESANTREN BUSTANUL MUTA`ALLIMAT
LATAR BELAKANG BERDIRINYA PESANTREN
Pesantren merupakan salah satu bentuk pendidikan islam yang mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam mencerdaskan bangsa yang berkarakter. Pondok Pesantren yang dalam historis pendidikan di Indonesia merupakan lembaga tertua, bahkan dalam sejarah dan pembangunan bangsa pesantren sudah banyak memberikan kontribusi nyata dan melahirkan pemimpin yang berkarakter kuat, penuh integritas, gigih, visioner, pantang menyerah dan ikhlas dalam berjuang.
Latar belakang didirikannya Pesantren Putri Bustanul Muta`allimat, berawal dari semakin banyaknya pelajar putri dari pelosok desa yang ingin menuntut ilmu di PRGNU Kota Blitar, yang beralamat di belakang masjid Agung Jl. Semeru 11 Kauman Kota Blitar, maka tak sedikitpula dari mereka yang mencari tempat bermukim/ Kost karna jauhnya tempat meninmba ilmu dari rumah.
Melihat dari setiap perkembangannya, maka pihak sekolah dan para pengajar di PRGNU yang juga merupakan sebagian dari pendiri pondok pesantren menggagas dan sepakat untuk mendirikan pesantren putri dengan mempertimbangkan kemaslahatannya dengan tujuan dan harapan agar setelah selesai menuntut ilmu di PRGNU bisa menambah wawasan dan pengetahuan serta mendalami Ilmu Agama di pesantren, sehingga waktu yang dimiki tidak sia-sia dan menjadi barokah. Untuk itulah para tokoh agama dan sesepuh dawuhan mulai merintis mendirikan pondok pesantren, para pendiri tersebut adalah KH. Zainuddin KH. Basuni KH. Fadli, Kayubi, Hj. Siti Fatimah, KH. Zahid, KH. Basyaruddin, KH. Jalaluddin.
Pondok Pesantren Bustanul Muta`allimat berdiri pada Th. 1957 M dan berdiri di atas tanah 2668 m2 yang beralamat di Jl. Sungai Hulu Timur No. 15 Dawuhan Kauman Kota Blitar. Komplek Pondok Pesantren Bustanul Muta`allimat tidak jauh dari pusat Kota ± 500m
Pada waktu itu nama pesantren hanyalah Pondok Putri saja tidak ada tambahan nama dibelakangnya, seiring berjalannya waktu pesantren membutuhkan penerangan yang permanen untuk menunjang kelancaran Proses belajar mengajar, akhirnya salah satu Putra KH. Zainuddin, Achfas Zein yang waktu itu masih berumur ± 20 Th. Mengurus pengadaan penerangan (Listrik) banyak orang yang meragukan usaha beliau mengingat umur beliau masih muda, tetapi Achfas Zein terus berusaha dan berjuang tiada batas untuk mewujudkan adanya penerangan Listrik dari PLN, yang pada waktu itu sangatlah sulit untuk bisa mewujudkannya. Dengan Ridhonya Alloh SWT, Akhirnya apa yang diharapkan mendapatkan jalan keluar dan pengajuan pemasangan listrik di pesantren di terealisasikan, Oleh pihak PLN menyarankan memberikan nama lokasi pada tempat pemasangan untuk mempermudah administrasi. Ahfas Zein yang masih umur belia akhirnya memberikan nama Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta`allimat dan sejak saat itu nama pesantren adalah “Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta`allimat”.
- PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN BUSTANUL MUTA`ALLIMAT
- Tahun 1957-1970
Adalah awal berdirinya pesantren masa perintisan, bangunan pesantren hanya terdiri dari 11 kamar santri disertai teras depan kamar dan 1 kamar mandi. Jumlah santri ± 20 santri mukim tetap di tambah para tetangga yang merupakan santri kalong/ tidak menetap dan berada di pesantren hanya pada jam-jam tertentu. Santri terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 1970 ditambahlah bangunan pesantren tepatnya di samping dapur ndalem.
- Tahun 1981
- Zainuddin Wafat / meninggal dunia beliau meninggalkan seorang Istri bernama: Nyai Namiroh dan 5 anak,
- Nafe` Zein,
- Achfas Zein,
- Ali Zein,
- Ismail Zein,
- Shlikhah,
Sepeninggal beliau mata rantai kepengasuhan di lanjutkan oleh putra ke-2 KH. Achfas Zein dan dibantu oleh saudara-saudaranya dalam mengembangkan pesantren.
Perjalanan Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta`allimat dari masa kemasa senantiasa menunjukkan grafik peningkatan yang dinamis dan signifikan meski perkembangan terjadi secara gradual dan kondisional. Pada tahun 1990 M terjadi perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan di kota Blitar yaitu mulai banyak sekolah sekolah yang di Negrikan oleh pemerintah, nama sekolah yang semula PRGNU menjadi Mts-MA dan mulai bermunculan sekolah-sekolah yang lain sehingga murid PRGNU menjadi berkurang dan itu berpengaruh pada jumlah santri di Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta`allimat sehingga mengalami penurunan sebab 90 % seluruh santri adalah murid PRGNU.
- Tahun 1994-1999
Madrasah Aliyah NU atau saat itu dikenal dengan nama MAKNU, mengalami perubahan manajemen sekolah, seluruh siswa dan siswinya diwajibkan Boarding School dan karena belum mempunyai tempat asrama maka pihak sekolah bekerjasama dengan pondok Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta’allimat sebagai tempat mukimnya siswi putri MAKNU ± selama 6 tahun pada saat itu jumlah santri mencapai 100 santri walaupun santri santri dari siswi MAKNU yang berada di pesantren Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta’allimat sifatnya hanya sementara saja tetapi selama dipesantren seluruh kegiatan wajib diikuti dengan tertib.
- Tahun 1999
Seluruh siswi MAKNU sudah tidak tinggal di Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta’allimat dan sudah pasti jumlah santri menjadi berkurang hingga tinggal 20 santri, sejak itu jumlah santri tidak pernah banyak jumlahnya dalam tiap tahun tidak lebih dari 25 santri. Walaupun jumlah santri berkurang pengasuh peserta para guru pengajar di pesantren tetap semangat dalam menyampaikan ilmu , mendampingi dalam belajar.
- Tahun 2002
Pada tahun tersebut Pondok Pesantren Putri Bustanul Muta’allimat mulai menggagas adanya TPQ (Taman Pendidikan Al Qur`an) yang diperuntukkan anak-anak 4th sampai 13th. Para santri tidak diwajibkan untuk mukim dipesantren mereka datang menimba ilmu di TPQ mulai pukul 15.00 – 17.00 WIB. Materi yang disampaikan adalah : Belajar membaca Al-Qur’an, Pendidikan dasar agama, praktik ibadah, di tambah sebagian materi pelajaran sekolah, pembenahan, pengelolaan TPQ terus di evaluasi sampai saat ini untuk meningkatkan kwalitas.
- Tahun 2004
Mulai merintis pembelajaran Alquran dengan membuka program pengkaderan guru al-qur’an dengan nama PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Al Quran) program ini dirintis oleh menantu K H Achfas Zein yaitu Ustad Abdullah Farikh S.Th.I, M.M Al-Hafidz.
Dimulai pada tahun inilah perlahan tapi pasti pondok pesantren putri Bustanul muta’alimat mulai menunjukkan arah pembelajaran yang menjadi prioritas dalam pengembangannya program pengkaderan guru PGPQ angkatan 1 diikuti 111 peserta dari kota maupun kabupaten dan dalam tiap periodenya selalu mengalami peningkatan yang signifikan. hingga pada tahun 2007 PGPQ berubah menjadi LPPQ Dengan hadirnya buku pembelajaran al-quran berjenjang metode thoriqoty yang disusun oleh Ustad Abdullah Farikh S.Th.I, M.M Al-Hafidz yang merupakan alat pembelajaran di Pesantren Bustanul muta’alimat hingga saat ini pengembangan pengembangan terus dilakukan sehingga cabang-cabang di daerah terus meningkat jumlahnya.
- Tahun 2010
Pada tahun 2010 Pondok Pesantren Bustanul muta’alimat mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama “yayasan pondok Pesantren Bustanul muta’alimat Al Blitari” Dengan hadirnya yayasan ini maka diharapkan ke depannya pengelolaan lembaga lebih tertata dan lebih berkembang.
- Tahun 2013
Berdiri lembaga formal SMP-SMA Al Muhafizhoh. Berdirinya sekolah formal pada tahun 2013 tidak lepas dari program thoriqoty yang mengembangkan pembelajaran al-quran di bidang tahfidzul Qur’an dengan wadah sekolah formal yang berada di lingkungan Pesantren, diharapkan kualitas hafalan para siswi tetap terkontrol dan materi sekolah dapat diikuti dengan baik bersama dengan yayasan yang telah dibentuk pada tahun 2010 maka mulai tahun pelajaran 2013-2014 dibuka pendaftaran santri baru angkatan 1 SMP dan SMA Al- Muhafizhoh.